Teori Elektron
Elektron adalah bagian terkecil dari suatu atom. Sifatnya ringan dan selalu mengorbit pada inti atom. Sebagai contoh, kita ambil atom hidrogen. Atom hidrogen memiliki sebuah inti atom yang dikelilingi oleh sebuah elektron juga. Setiap atom memiliki struktur sendiri-sendiri, tetapi pada umumnya, setiap atom mempunyai jumlah proton dan elektron yang sebanding. Atau dalam istilah dikatakan atom netral.
Menurut Pauli, elektron maksimum yang dapat menempati tiap-tiap kulit atom dirmuskan dengan :
K = (n-1) = 2 x (1)2 = 2 elektron
L = (n-2) = 2 x (2)2 = 8 elektron
M = (n-3) = 2 x (3)2 = 18 elektron
N = (n-4) = 2 x (4)2 = 32 elektron
Elektron pada kulit terluar dinamakan dengan elektron valensi. Elektron pada kulit terluar ini memiliki sifat yang mudah berpindah ke atom yang berada di dekatnya. Kemudian berdasarkan jumlah elektron valensi itulah, bahan atau material dapat dikatakan sebagai bahan konduktor, isolator atau semi konduktor.
- Konduktor adalah bahan yang atom-atomnya memiliki elektron valensi lebih kecil dari 4 elektron, oleh karena itu bahan ini bersifat mudah menghantarkan arus listrik.
- Isolator adalah bahan yang atom-atomnya memiliki elektron valensi lebih besar dari 4 elektron, oleh karena itu bahan ini cenderung bersifat diam atau tidak dapat menghantarkan arus listrik.
- Semi konduktor yaitu bahan yang atom-atomnya memiliki elektron valensi sama dengan 4 elektron, oleh karena itu dia dapa bersifat konduktor maupun bersifat isolator, tergan bahan lain yang disuntikkan padanya.
Proton dan elektron dalam inti atom masing-masing memiliki gaya potensial, proton memiliki muatan (+) sedangkan elektron bermuatan (-). Atom dapat bermuatan positif ataupun negatif, tergantung pada kondisi elektron terluarnya. Atom dapat bermuatan positif jika atom tersebut telah kehilangan elektron, dan sebaliknya atom dapat bermuatan negatif jika ia mendapatkan tambahan elektron dari atom yang lain.
0 comments:
Post a Comment