Tuesday, November 1, 2011

Basic Engine Component Part 5 ; Piston

Piston
• Fungsi dari Piston
Piston adalah komponen yang langsung berhubungan dengan gas pembakar dan menerima beban
berat yang disebabkan tekanan pembakaran. Piston bergerak berulang-ulang dengan kecepatan
tinggi sehingga menderita beban gesek yang besar.

Piston harus memenuhi syarat sebagai berikut :
− Kuat.
− Tahan terhadap panas.
− Memiliki berat yang sedang (tidak menghasilkan inertia yang besar pada kecepatan tinggi).
− Memiliki pemuaian yang kecil dari akibat panas.
− Memiliki kestabilan yang tinggi (faktor kelelahan material besar) tidak mudah aus.


• Material Piston
Material piston dibuat dari allumunium alloy terdiri dari silikon (Si), nickel (Ni), copper (Cu). Pada
umumnya material piston terdiri dari nickel allumunium alloy called Lo-ex, dengan spesifik gravity
rendah (diatas 27), tahan panas dan dapat menyalurkan panas dengan cepat. Penyerapan panas dari
allumunium alloy tiga kali lebih tinggi dibanding cast iron.

• Bentuk Luar dari Piston
Bentuk permukaan kepala piston dirancang untuk memperbaiki percampuran udara dengan bahan
bakar. Pemilihan bentuk permukaan piston top tergantung dari tipe pembakaran, jenis nozzle, sudut
penyemprotan bahan bakar dan sistem lainnya. Jenis bentuk kepala piston yang dipakai pada
Komatsu engine seperti dibawah ini:


Piston dihubungkan dengan connecting rod melalui pin piston untuk mentransfer tenaga. Ketebalan
sisi dalam piston ditambah untuk menambah kekuatan pada sisi samping sebagai tempat kedudukan
pin piston. Cross section dari piston dibuat dalam bentuk elliptical.

Arah pin piston diameternya lebih kecil dibanding dengan diameter yang tegak lurus dengan pin piston dengan tujuan pada saat kenaikan temperatur piston ( 300º - 350 ºC pada top piston dan lebih kurang 150 ºC pada bagian tengah piston ), cross section yang berbentuk elliptical akan tercapai menjadi bulat (berdiameter sama ).

Kepala piston yang kepalanya lebih kecil akan menjadi sama besar akibat pemuaian dan
perbedaan temperatur antara atas dan bawah piston. Oleh sebab itu bila mengukur diameter piston,
arah dan posisinya disesuaikan dengan spesifikasi pada maintenance standard.

• Radiasi Panas pada Piston
Jika piston mengalami overheat akan mengakibatkan pemuaian yang berlebihan pada piston, terjadi
carbonization oil pelumas, melekatnya permukaan yang bergesekan, keretakan atau terbakar pada
kepala piston. Panas yang diterima piston harus secepatnya dilepaskan. Bentuk piston dirancang
untuk meningkatkan kekuatan dan kemudahan penyebaran panas. Bentuk dari cross section piston
disebut thermal flow type dirancang sebagai penghantar panas dan pelumasan.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered by Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More