Untuk kali ini saya akan membahas mengenai komponen ketiga dari starting sistem, yaitu safety relay. Dari kata nya saja kita tentu sudah tahu apa fungsi dari safety relay tersebut. Pada produk alat- alat besar, pada sistem start terdapat komponen safety relay. Namun, ada juga yang tidak dilengkapi dengan safety relay. Adapun fungsi safety relay selain sebagai relay ( penghubung ) antara
starting switch dan starting motor, juga berfungsi untuk :
~ Mencegah mengalirnya arus ke starting motor jika starting switch diputar ke posisi START
sementara engine sudah hidup.
~ Secara otomatis memutus arus ke starting motor sehingga starting motor lepas (disengaged ) dari engine flywheel ( setelah engine hidup ) sementara starting switch masih di posisi START.
~ Mencegah arus mengalir ke starting motor jika starting switch diputar ke posisi
start ketika starting motor masih berputar karena gagal menghidupkan engine ( untuk
safety relay model lama ).
* Safety Relay ( Old Model ).
Konstruksi safety relay ( old model ) adalah sebagai berikut :
Adapun bekerjanya safety relay ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Menghidupkan engine
Bila
starting switch diposisikan START, maka jalannya arus adalah :
S
- C1 -
F - E
ê
magnet
ê
Contact point D -
A - B terhubung, contact point C terbuka.
- Setelah
engine hidup, starting switch diposisikan START
Arus dari generator atau alternator masuk ke terminal A dan jalannya arus adalah :
A - C2 - R2 - E
ê
magnet
ê
E terbuka sehingga kemagnetan C1 hilang.
Pada kondisi ini, meskipun starting switch diposisikan START, starting
motor tidak akan bekerja.
- Starting motor berputar karena gagal menghidupkan engine
Starting motor bersifat sebagai generator, arus keluar dari terminal C. Jalannya arus adalah
C -
C3 - C4
- E
ê
magnet
ê
F terbuka
Dengan demikian meskipun starting switch diposisikan START, starting motor tidak bekerja.
0 comments:
Post a Comment