Dasar dari hidrolik adalah Tekanan dan Velocity atau Aliran, kemudian menerapkan gaya
pada suatu ruang atau luas bidang akan menghasilkan tekanan, gaya dorong atau Torque.
Formulasinya adalah:
P = F
A
P = Pressure/ Tekanan (psi atau kg/cm2)
F = Force / Gaya (newton atau lbs)
A = Area / Luas Penampang (cm2 atau in2)
Contoh
berikutnya adalah sebuah Ban, pada waktu udara di pompakan mesuk
kedalam ban, tercipta tekanan di dalam ban tersebut. Apabila jumlah udara yang
di pompakan kedalam ban bertambah, maka nilai tekanan juga bertambah. Udara di
dalam ban menempati ruang pada semua permukaan dinding bagian dalam ban
sehingga dinding ban menggelembung ke luar.
Apabila suatu benda cair/ fluida di tempatkan di dalam sebuah wadah (container) dan di berikan gaya untuk mengurangi volume di dalam wadah (container) maka fluida akan menempati ruangan tersebut, maka yang terjadi adalah tekanan bertambah namun luas penampang / volume tidak akan berkurang. Apabila gaya atau dorongan terus di tambah maka wadah ( container) akan pecah pada titik – titik yang paling lemah.
Karena cairan tidak bisa di pampatkan (dikompresi), maka cairan sangat berguna untuk menyalurkan tenaga/ gaya melaui saluran pipa – pipa, selang, sudut – sudut, naik, turun dan sebagainya. Begitu juga karena zat cair tidak bisa di pampatkan, gaya/ tenaga yang di berikan pada salah satu ujung pipa akan langsung di salurkan dengan gaya yang sama besarnya ke ujung pipa lainya.
0 comments:
Post a Comment